Pemda Karo Terkesan 'Tutup Mata', 500 Pedagang Korban Kebakaran Pusat Pasar Berastagi 'Curhat' ke Abetnego Tarigan *Jora Sinukaban : Sejak Terbakar, 500 Pedagang Terpaksa Dirikan Lapak Sendiri dan Terpencar

    Pemda Karo Terkesan 'Tutup Mata', 500 Pedagang Korban Kebakaran Pusat Pasar Berastagi 'Curhat' ke Abetnego Tarigan  *Jora Sinukaban : Sejak Terbakar, 500 Pedagang Terpaksa Dirikan Lapak Sendiri dan Terpencar
    Jora Sinukaban (54), pedagang korban kebakaran pusat pasar Berastagi, Rabu (09/10-2024) 'Curhat' ke Cabup Karo, Abetnego Tarigan saat blusukan

    KARO - Empat tahun lamanya, 500-an pedagang korban kebakaran di pusat pasar Berastagi yang kiosnya ludes dilalap 'Sijago Merah', harus menanggung derita.

    Pasalnya, hingga saat ini pemerintah daerah Karo terkesan 'tutup mata' atau tak mau peduli akan nasib mereka.

    Seperti yang dikisahkan Jora Sinukaban (54) dan pedagang lainnya, Rabu (09/10-2024) kepada Deputi II Kantor Staff Presiden (KSP), Abetnego Tarigan saat melakukan blusukan.

    Menurutnya, sejak peristiwa terbakarnya pusat pasar Berastagi pada tahun 2020. Seluruh pedagang, yang kiosnya terbakar merasa kesulitan mencari tempat untuk berjualan.

    "Kalau Losd Jahe-jahe ini, yang akan dijadikan tempat penampungan sementara (TPS) kan baru dibangun dipertengahan 2023. Itupun belum kelar, jadi selama ini kami terpaksa dirikan kios sendiri-sendiri dan terpisah-pisah, " ujarnya.

    Dikatakan Jora, sebagian pedagang yang tak mampu membangun lapak sendiri. Mau tidak mau harus berjualan di badan jalan, yang berakibat kondisi pasar menjadi semakin semrawut.

    "Seperti pak Abetnego lihat sendiri. Semua bercampur aduk, kios pupuk disitu dan didepannya ada pedagang makanan. Nah, disitu juga  jadi tempat ngetem angkutan umum desa. Jadi orang yang mau lewatpun menjadi susah, " keluhnya.

    Bukan itu saja, carut marut persoalan Pusat Pasar Berastagi sudah sejak lama. Hingga kini belum dapat teratasi oleh pemerintah daerah.

    "Semoga dengan kehadiran Abetnego untuk mendengar langsung aspirasi pedagang dan terpilih. Bisa menjadi harapan baru bagi kami, sehingga nantinya kita bisa melihat pasar Berastagi sudah tertata rapi dan baik , " ujarnya. 

    Secara luas, Kota Berastagi yang masuk dalam pencanangan Visit Indonesia Year tahun 1991 silam. Kondisinya masih sangat memprihatinkan sebagai daerah tujuan wisata. Harapan kedepan, ditangan Abetnego, Berastagi akan memiliki wajah baru dan menjadi kebanggaan masyarakat Karo.

    Merespon itu, Abetnego menegaskan komitmen untuk mengakhiri situasi buruk di kota Berastagi. Ia meminta pedagang tetap bersemangat dalam membuat perubahan. Komunikasi secara langsung, diyakininya akan jauh berpengaruh dalam pengambilan keputusan di pemerintah.

    "Saya sebagai calon tentunya berharap akan dukungan dan pilihan dari pedagang pasar dan seluruh yang bekerja di sini. Ini bisa dicatat dan direkam oleh banyak orang. Sekarang yang pasti, bagaimana kita mengupayakan agar pusat ekonomi masyarakat bisa dipulihkan kembali, " ujarnya.

    Ia mengungkap, salah satu pejabat tinggi di Indonesia secara terbuka pernah menyampaikan. Jikalau kawasan pasar di Berastagi merupakan salah satu pasar terjorok. Tentunya,  hal ini sangat memalukan bagi dirinya sebagai putra daerah Karo.

    "Petinggi itu bilang, dari banyak tempat yang dijalaninya. Pasar Berastagi salah satu pasar terjorok yang dilihatnya. Nah, ini menjadi pemicu semangat kita untuk memprioritaskan pasar ini. Apalagi kita tau ada ribuan warga yang mencari nafkah disini. Mereka harus diberi tempat yang layak, " pungkas Abetnego.

    (Anita Theresia Manua)

    karo sumut
    Anita Manua

    Anita Manua

    Artikel Sebelumnya

    Tak ada Lapak Jualan, Emak-emak Pedagang...

    Artikel Berikutnya

    Bob Andika Sitepu 'Turun Gunung' Serukan...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    TV Parlemen Live Streaming
    Polri TV: Transparan - Informatif - Terpercaya
    Hendri Kampai: Indonesia Hanya Butuh Pemimpin Jujur yang Berani

    Ikuti Kami